..happy dewasa..

Terlalu takut aku menuliskan akan yang telah aku alamin di 20 tahun kebelakang. Begitu banyak coretan-coretan lewat tinta computer tentang penyadaran yang tak sempat kuselesaikan…

Terlebih tentang kehilangan ditahun terakhir ini. Tentang kehilangan dua orang yang begitu menemani pertumbuhan serta perkembanganku sedari kecilku.

Terlalu takut!!!

Terlalu perih!!

Hingga…

Seorang teman mengingatkanku tentang masa depan..

”kita harus mulai belajarlah til jadi orang tua yang bertanggung jawab, yang menjadi imam nantinya. Toh nanti loe bakal jadi ibu.. ”

…….oh!

perkataan lembut itu begitu memekak telingaku!!!

kalimat itu merupakan nasehat keempat yang begitu mendesirkan hatiku!! Setelah, berikanlah barang kesayanganmu untuk orang lain yang lebih membutuhkan. Setelah, tak ada alasan untuk tidak menolong orang lain karena di dalam kepunyaan kita disanalah ada hak mereka. Setelah, tuhan pencemburu untuk itu janganlah terlalu mencintai seseorang kalau tidak mau dipisahkan darinya oleh tuhan..

…….oh!

kalimat itu Sungguh-sungguh mengobrak-abrik nuraniku!!

Sungguh-sungguh tepat untuk pendewasaanku..

Selama ini aku hanya mencari seseorang untuk masa depan yang dapat mengimami diriku. Tapi apakah aku sudah layak menjadi seorang ibu yang juga dapat menjadi imam bagi anak-anakku.. mengajari anaknya tentang kebaikan, sopan santun serta kelembutan..

Ingin menangis, ingin tertawa, ingin meregulasikan atas bersyukurnya aku mengformulasi kalimat pemberiannya..

Kegagalanku menyelesaikan coretan-coretan itu terangkum kini, setelah kalimat itu kucerna..

Mulai dari penyadaranku tentang jalan pendewasaan masing-masing individu, tentang bagaimana aku yang tidak pernah bekerja dirumah tiba-tiba harus belajar menjadi wanita sesungguhnya yang mengerjakan pekerjaan rumah, hingga tentang kepergian seorang ibu kedua-sahabat sedari kecil yang membuatku makin dewasa serta trampil.

Setelah kalimat itu kucerna begitu indah terasa 20 tahun kebelakang ini.. meski terkadang begitu menyesak kerikil-kerikil itu kucicipi tapi paling tidak jawaban dari mengapa harus kucicipi hingga kini selalu Auloh berikan.

Meski dipergantian usia 21 spesial nanti tak ada yang menemani tidak ada bunga ataupun kecupan sayang seperti pergantian usia 17 spesial kemarin, tapi aku yakin diusia anakku yang ketujuh belas aku akan mendapatkan ayah dari anak-anakku yang kucari.. yang bisa menjadi imam bagiku dan bisa membimbingku menjadi imam pula untuk anak-anaknya. Dari ibu yang kunamai diriku..

Hepiy dewasa tu mi.. ^_^


*janji hati: ttg coreratn kepergian mba yayah, seorang ibu kedua-sahabat sedari kecil, mungkin akan kuposting nanti, lain kali.

About Me

My photo
anak tunggal lekat dengan orangtua ~ ibu menyusui ~ estri sayang suami ~ psikolog muda

cLock

Followers


Template Brought by :

blogger templates