UNTUNGNYA.. tak ada yang sia-sia

Minggu kemarin, tanggal 20 Agustus 2006 bener2x yaaa.. nguk2 dungdung pret2x emosi jiwa tingkat tinggi!!! Maksud hati pengennya refreshing.. ehem emang siy lumayan berhasil hari pertama hari kedua.. tapiiiiiiiiiii hal ini tidak berlaku krn malahan bukan refresh yang didapet tapi mumet weleh2x..

Bayangin aja dari Kota Bunga, daerah Cibodas jam sebelas.. ya masa nyampe rumah, di Depok, jam setengah sebelas malem. Itu berarti hampir 12 jaaaam!! Padahal normalnya waktu yang ditembuh dengan cara menyetir santai hanya tiga sampai empat 4 jam-an. Bahkan mungkin kurang dari itu kalau keluar kantor bokap, Sirkuit Sentul, terus nLusup2x lewat blakang Depok.

Ini semua gara2x pembludakan jumlah kendaraan yang lewat situ, krn memang lagi pick season.. liburan tujuh belasan yang taun ini wuuuzz berentet 5 hari. Ditambaaaaaaaaah ada anak bapak anggota M/DPR yang berplat Garuda Indonesia nyelonong pake fasilitas kawalan asal lewat jalur balik arah yang seharusnya tidak atau lebiy tepatnya karena itu hari minggu yg biasanya diberlakukan system buka tutup, BELUUM diberlakukan one way. Jadi berhantam mata ama mobil lawan arah yaaaaang kebetulan saat itu adalah bus Hiba gede.

Keadaan bener2x kisruh, penanganan dari polisi saat itu lama kaya pelayanan direstoran sunda menyuguhkan ayam goreng yang nunggunya ditemenin cendol. Lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget.. orang2x yang keluar dari mobil jg jadi kaya cendol kalo diliat dr atas saking banyaknya anggota keluarga yang dibawa dari/untuk berlibur di dalam ribuan mobil.. bayangin aja 15.000 mobil saat itu yang stuck, bagai siput bobo, udah lelet gag jalan lagi… padahal seharusnya 12.000 aja uda mefet keluar masuk funcak. Bisa bayangin gag 3000 mobil overloaded.. (radio elshinta)

Pertama siy seneng jg foto2x.. secara buat nambah pembendaharaan foto gw, tapiiii lama2x miris juga pas tau bis Hiba itu, yang ternyata ada beberapa gag cuman satu bis, ngebawa puluhan siswa SMP yang akan bertamasya ke Cibodas, kebun layaknya kebun raya Bogor, dalam satu bis. Gw tau rencana mereka pas prutil, panggilan bokap gw dr gw, komunikasi beberapa langkah dengan supir salah satu rombongan tersebut yang berpangku dagu dengan jendela… hosh kasian deh rencana mereka bener2x kacau! Rencananya mereka akan balik dari Cibodas jam 6 dan waktu saat itu menunjukan setengah 6.. waaaaaaaaw jam berapa mereka bisa balik yaaa.. secara gw aja dari daerah Cibodas jam 11 dan baru nyampe mesjid attaawun jam 3, dan saat setangah enem itu gw baru ada di 2 ‘tangga’ dibawah mesjid tsb.. [hehe ngebayang kan tangga yang bisa diibaratkan di jalanan puncak itu].. tapi untuk bis itu muter balik juga gag mungkin, alasan pertama krn itu jalanan puncak yang seharusnya untuk 2 baris mobil arah sudah dipadati 4 barus mobil berbaris.. ditambah kalopun gada kegiatan baris berbaris istirahat ditempat itu bis gede tersebut saat mau muter balik ada jurang teh yang menganga pula gitu kan ya.. waduh serba salah dey pokoknya!

Gw yang saat itu lagi memilah milih foto layak pakai jadi menggedor-gedor otak untuk berempati.. mungkin sebagian anak2x di dalam bis itu seneng2x aja bisa semakin lama bersama-sama menjalin jati diri, hosh apalagi yang lagi pacaran dugh uda deeey jadi nambah kenangan terindah yang bakal masuk deretan tangisan ditemani tembang dari Bams-Samson kl uda putus nantinya atau harus pisah pas SMA, gag kuat long distance katanya. Tapi.. tapi bagaimana dengan (mungkin) sebagian yang lain yang gag afal lagu tasya feat.duta “jangan takut akan gelap” alias pengen cepet pulang, ngeri ada apa-apa kl malem, bagaimana dengan bapak supir yang mau gag mau jadi stress sendri mikiran bensin yang mulai tiris lagi tak punya cadangan uang dan tak ada pom bensin pula dipuncak, bagaimana dengan orang tua yang khawatir buah cintanya tak kunjung datang tepat waktu hingga menangis, bagaimana dengan guru-guru yang mempunya beban tanggung jawab membawa anak orang lain dikala istrinya sendiri diruma rindu menanti suaminya yang tak kunjung tiba, bagaimana dengan biaya yang bisa jadi harus dikeluarkan kembali oleh para siswa yang sepertinya dari kalangan menengah kebawah yang mungkin saja sudah merogoh kanton kanan kiri demi suka ria yang semula mereka idamkan, kalaupun hal itu tidak ditanggung murid bagaimana dengan pihak pemilik bus yang tak bisa menarik uang lebih dari kejadian yang tidak dikarenakan kesengajaan pengguna jasa mereka yang lalai dari waktu yang telah disepakati awalnya.. bagaimana kalau kapolsek terdahulu tidak diganti karena dinilai kurang berkontribusi tinggi menanggulangi kemacetan yang ‘dipindahkan’ dari Jakarta.. bagaimana.. bagaimana..bagaimana..

Bagaimana kalau gw pulang dari Cibodas ga jam 11 siang.. bagaimana kalau gw pulang lebiy sore krn merujuk sistem buka tutup pada sore hari.. bagaimana kalau ga ada libur 5 hari.. bagaimana kalau ribuan mobil yang kebanyakan berplat mobil B tidak mengantri menghirup udara swejuk puncak yang makin lama makin tak terasa.. bagaimana kalau anak ‘raja’ itu ga punya fasilitas kawalan.. bagaimana kalau layanan pak polisi sekilat layanan jam pasir di McD.. bagaimana pemasukan para penjual disepanjang jalan tersebut kalau tidak terjadi kemacetan.. bagaimana bagaimana daaaaan bagaimana.

Bagaimana kalau saat itu ada tsunami besar yang tak menyisakan daratan selain di puncak.. bagaimana ya?

Ah bagaimanapun itu saat ini yang kutau dan selalu kuyakini tak ada kesia-siaan dalam hidup ini. Seberat apapun cobaan itu cepat atau lambat kau akan tau hikmahnya.. dalam konteks ini baik untuk diri gw pribadi, supir bus Hiba itu, puluhan siswa SMP yang akan ke Cibodas, semua pihak yang bersinggungan dengan siswa SMP tersebut, untuk pelajaran berharga bagi kapolsek baru untuk keputusan atau bahkan puluhan ribu kepala yang terserang keinginan masal terbang dengan paraseling agar sakit kepala mereka terbang bersama angin yang juga diharapkan membawa diri mereka pulang kerumah secepatnya.

Dan hikmah yang gw dapet… gw cukup bersyukur.. UNTUNGNYAAA kmrn pulang jam 11 siang.. ^_^

Cinta bukan segalanya..

Jodoh ditangan Auloh, namun bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau tak ‘mendekati’Nya untuk berbaik-baik padaNya serta menyanjungnya.

Selayaknya kala kita masiy kecil tanpa daya materi ingin mendapatkan mainan yang mungkin hingga kini masih tersimpan..

lewat tangisan..tanpa kau sadari kau telah mengerti arti tangisan demi mencapai keinginan, demi meminta welas-asih orang tuamu. Menjerit!, berhamburan.. memeluk kaki orang tuamu karna hanya itu yang dapat kau rengkuh, karena kau kecil dihadapan mereka.

Kadang usaha itu berhasil meski pada batas kemenangan itu tangisanmu menguap lalu silih berganti dengan kelupaanmu tentang siapa pada yang telah memberikan itu, lupa menyanjungnya, lupa berterimakasih, lupa akan janji-janji demi menebus mainan itu.. lupa atau bahkan tak peduli.

Tapi kadang usahamu sia-sia, kadang orangtuamu bagai tak peduli dihadapanmu, kadang itu yang kau tangkap lewat persepsimu, kadang disaat mainan itu tak kau dapatkan kau kufur atas semua mainan yang telah orang tuamu belikan, yang telah memberikanmu kebahagiaan.. atau lebih tepatnya kala itu kau sebut “pernah”.. ya pernah memberimu kebahagiaan. Kau tak mensyukurinya, kau tak pernah puas, rasanya ingin mati tanpa memilikinya. Bahkan ingin kau berbalik arah, berpaling dari orang tuamu yang kau pikir saat itu sia-sia lalu meminta pada bu kasir ditoko mainan itu yang ternyata tak kuasa memberimu apa-apa, ia ternyata hanya harapan palsu.

namun kadang pula, meski tak selalu.. akhirnya kau menyadari tidaklah semua keinginanmu sungguhpun kau perlukan, tidak semua mainan kau perlukan untuk kala itu, kini ataupun untuk masa depan…

Begitupula yang kurasakan akan cinta. Tak jarang kumenjerit serasa hanya cinta yang kubutuhkan dalam hidup ini [contoh kecilnya aja kl loe baca posting blog gw yang lain.. semua ttg cinta] lalu kufur atas apa yang telah kunikmati meski itu tentang kasihsayang pula. Kupersepsikan aku tak dipedulikanNya meski kutelah berhamburan disetitik kecilku dihadapanNya, setitik alam ciptaannya, Kumelupakan janji-janji atas doaku kala seseorang hadir dalam hidupku, kumenduakanNya sambil menunggu kujerembab merasakan mau mati saja saat harus mengakhiri semuanya [baca:kadang-kadang], lalu kumengis lagi padaNya berharap kala itu semua terkabulkan.. berharap sim salabim!

Tapi kadang doaku sia-sia, semua nikmatnya yang ”pernah” kurasakan telah ’terlupakan’. Kumencari sebuah kesenangan semu yang penuh dengan kata-kata manis.. kuberpaling dariNya demi harapan palsu.. menggantungkan nasib pada ramalan belaka.

Astagfirullah.. sudahkah kumendekatkan diri padaNya agar Ia memberikan yang terbaik untukku? Sudahkah aku sesekali menyanjungnya tanpa pamrih apapun? Sudahkah..sudahkah.. sudahkah.. ah aku tak dapat menyebutkan satu persatu sikap yang seharusnya kulakukan untukNya. Tidakkah cinta bukan segalanya dibandingkan apa yang telah Ia berikan padaku?

Ingatkan aku teman agar aku terus menyadari tidaklah semua keinginanmu sungguhpun kau perlukan, tidak semua doamu kau perlukan untuk kala itu, kini ataupun untuk masa depan… tidak semua orang yang kucinta kuperlukan untuk kala itu, kini, ataupun untuk masa depan.. hanya Auloh yang tau.. Auloh yang maha mengetahui lagi maha penyayang. Menyayangi hambanya yang mungkin tak selalu Ia kabulkan doanya karena Ia Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya ^_^

Atau mungkin kau yang perlu diingatkan.. hehe pizz

Nanti kalo dingin udah ga enak..

Pernyataan dari judul tersebut diats kerap kali kita dengar saat kita akan makan. Mungkin beberapa dari kalian setuju tapi tidak berlaku buat gw yang selalu menyangkal hal tersebut.

Mulanya penyangkalan gw hanyalah masalah selera.. suka atau tidak suka yang dimiliki setiap individu sebagai hak asasi dan tak dapat lagi gw jabarin ataupun gw argumen-kan tentang hal itu yang tentunya membuat gw menelan kekalahan publik,,, ya gw namakan kekalahan publik dimana suara kita kalah akan suara terbanyak.. haha maaf bila sebenarnya ada kata lain yang lebih tepat, gw hanya tidak atau belum menemukan padanan akan kata tadi…

Lalu mulanya lagi nih gw hanya dapat merasakan makanan dingin itu lebih terasa bumbunya, lebih terasa asinnya, dan pedasnyapun tidak menghentikan denyut jantung sepersekian detik seperti kala makanan panas itu dimakan. Makanan panas hanya menyisakan aroma menggugah yang digandeng oleh uap yang terlihat mengepul menghampiri hidung kita, lebih cepat tentunya dibanding makanan dingin yang harus kita hampiri aromanya lewat hidung yang nyaris menyentuh piring, mangkok, atau apapun tempat saji hidangan.

Mulanya..mulanya dan mulanya tapi kian kemari marilah kemari hei hei hei hei.. hei kawan gw makin menerka2x dibalik penyabab pelencengan gw tentang paradigma ”dingin tak enak” itu, tentunya secara psikologi sotoyisasi untuk fun. Penyebab pertama sebuah pengetahuan biologi yang ge terima saat SD, yaitu saat kita menghembuskan napas maka karbon dioksidalah yang kita keluarkan dari hidung kita. Karena hal tersebut gw jadi kerap kali menunggu makanan dingin tanpa ingin meniup makanan panas yang mungkin akan membakar lidah saat melahapnya. Dan ini menjadi kebiasaan.

Penyebab kedua mungkin saat siapapun itu mengajak gw makan dan gw sedang asyik melakukan hal lain serta berlama-lama tak kunjung datang akan ajakan tersebut orang yang mengajak gw tersebut mengeluarkan ”peringatan kognitif” dengan harapan gw segera mendatangi ajakan tersebut. Peringatan kognitif itu tak lain pernyataan ”nanti kalo dingin udah ga enak”. Tapi gw men-deny.. keasyikan yang sedang gw lakukan terlalu mengasyikan bila diganggu. Dan mungkin hal itu terjadi berulang-ulang hingga gw berfikir ”toh kalo dingin makanan juga masih enak”

Kemungkinan penyebab.. kemungkinan dan kemungkinan tapi kian kemari marilah kemari hei hei hei hei.. hei ayooo donk kesini dooooonk pliz deh gw menemukan suatu teori baru.. lewat ergo2x.. dan tak pelak lagi lewat sotoi markotoi juga sih..

Bahwa:

Makanan panas selalu terasa enak serta menggugah selera, selalu bernilai satu.

Makanan yang tadinya panas dan enak bila dingin menjadi berkurang nilainya oleh rasa penyesalan tidak melahapnya kala panas.

Tapiiiii… makanan yang tadinya panas dan enak bila dingin tetap terasa enak berarti makanan tersebut memiliki tambahan nilai..

Horeeeeee!! Oleh sebab itu bila kalian ingin merasakan kenikmatan sejati dari sebuah makanan lahaplah setelah dingin. Dari sana kalian akan tau makanan tersebut hanya bernilai satu atau lebih ^_^

About Me

My photo
anak tunggal lekat dengan orangtua ~ ibu menyusui ~ estri sayang suami ~ psikolog muda

cLock

Followers


Template Brought by :

blogger templates