KARDUS COKLAT

Awalnya aku sungguh bertanya dan kesal menyadari penjajak coklat itu tidak menjual dagangannya padaku..

Sudah beberapa kardus ku lihat dibukanya.. lalu kapan isi kardus itu untukku?

Rasanya aku sudah waktunya mencicipi coklat lain. Bungkus coklat sebelumnya saja sudah lusuh dan tidak ingin aku simpan..

Salahku apa.. kurang memohon apa aku padanya untuk memiliki coklat itu..

Hari berlalu.. bulan menahun..

Aku tambah kesal dan ingin berontak kala ada orang dibelakangku diperbolehkan mencicipi coklat itu

Aaaaaah aku sungguh tak mengerti dan berharap suatu hari akan mengetahui

Hari berlalu.. bulan menahun.. aku tetap memantau nikmatnya coklat itu yang dicicipi siapapun dia..

Hari berlalu.. bulan menahun.. heran nampaknya melihat siapapun dia seperti tidak menikmati coklat itu..

Hingga hari ini aku akhirnya tahu bahwa coklat itu tak senikmat kelihatannya..

Hingga hari ini aku akhirnya tahu bahwa penjaja coklat itu melindungiku dari racun yang ada di coklat itu..

Hingga hari ini aku akhirnya kian yakin untuk menunggu penjajak coklat itu memberikan sendiri coklat yang termanis untuk diriku.. diakhir kardus bermerek cobaan yang dia berikan padaku…

Aku akan menunggu itu..

0 comments:

About Me

My photo
anak tunggal lekat dengan orangtua ~ ibu menyusui ~ estri sayang suami ~ psikolog muda

cLock

Followers


Template Brought by :

blogger templates