Cinta bukan segalanya..

Jodoh ditangan Auloh, namun bagaimana kau bisa mendapatkannya kalau kau tak ‘mendekati’Nya untuk berbaik-baik padaNya serta menyanjungnya.

Selayaknya kala kita masiy kecil tanpa daya materi ingin mendapatkan mainan yang mungkin hingga kini masih tersimpan..

lewat tangisan..tanpa kau sadari kau telah mengerti arti tangisan demi mencapai keinginan, demi meminta welas-asih orang tuamu. Menjerit!, berhamburan.. memeluk kaki orang tuamu karna hanya itu yang dapat kau rengkuh, karena kau kecil dihadapan mereka.

Kadang usaha itu berhasil meski pada batas kemenangan itu tangisanmu menguap lalu silih berganti dengan kelupaanmu tentang siapa pada yang telah memberikan itu, lupa menyanjungnya, lupa berterimakasih, lupa akan janji-janji demi menebus mainan itu.. lupa atau bahkan tak peduli.

Tapi kadang usahamu sia-sia, kadang orangtuamu bagai tak peduli dihadapanmu, kadang itu yang kau tangkap lewat persepsimu, kadang disaat mainan itu tak kau dapatkan kau kufur atas semua mainan yang telah orang tuamu belikan, yang telah memberikanmu kebahagiaan.. atau lebih tepatnya kala itu kau sebut “pernah”.. ya pernah memberimu kebahagiaan. Kau tak mensyukurinya, kau tak pernah puas, rasanya ingin mati tanpa memilikinya. Bahkan ingin kau berbalik arah, berpaling dari orang tuamu yang kau pikir saat itu sia-sia lalu meminta pada bu kasir ditoko mainan itu yang ternyata tak kuasa memberimu apa-apa, ia ternyata hanya harapan palsu.

namun kadang pula, meski tak selalu.. akhirnya kau menyadari tidaklah semua keinginanmu sungguhpun kau perlukan, tidak semua mainan kau perlukan untuk kala itu, kini ataupun untuk masa depan…

Begitupula yang kurasakan akan cinta. Tak jarang kumenjerit serasa hanya cinta yang kubutuhkan dalam hidup ini [contoh kecilnya aja kl loe baca posting blog gw yang lain.. semua ttg cinta] lalu kufur atas apa yang telah kunikmati meski itu tentang kasihsayang pula. Kupersepsikan aku tak dipedulikanNya meski kutelah berhamburan disetitik kecilku dihadapanNya, setitik alam ciptaannya, Kumelupakan janji-janji atas doaku kala seseorang hadir dalam hidupku, kumenduakanNya sambil menunggu kujerembab merasakan mau mati saja saat harus mengakhiri semuanya [baca:kadang-kadang], lalu kumengis lagi padaNya berharap kala itu semua terkabulkan.. berharap sim salabim!

Tapi kadang doaku sia-sia, semua nikmatnya yang ”pernah” kurasakan telah ’terlupakan’. Kumencari sebuah kesenangan semu yang penuh dengan kata-kata manis.. kuberpaling dariNya demi harapan palsu.. menggantungkan nasib pada ramalan belaka.

Astagfirullah.. sudahkah kumendekatkan diri padaNya agar Ia memberikan yang terbaik untukku? Sudahkah aku sesekali menyanjungnya tanpa pamrih apapun? Sudahkah..sudahkah.. sudahkah.. ah aku tak dapat menyebutkan satu persatu sikap yang seharusnya kulakukan untukNya. Tidakkah cinta bukan segalanya dibandingkan apa yang telah Ia berikan padaku?

Ingatkan aku teman agar aku terus menyadari tidaklah semua keinginanmu sungguhpun kau perlukan, tidak semua doamu kau perlukan untuk kala itu, kini ataupun untuk masa depan… tidak semua orang yang kucinta kuperlukan untuk kala itu, kini, ataupun untuk masa depan.. hanya Auloh yang tau.. Auloh yang maha mengetahui lagi maha penyayang. Menyayangi hambanya yang mungkin tak selalu Ia kabulkan doanya karena Ia Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya ^_^

Atau mungkin kau yang perlu diingatkan.. hehe pizz

0 comments:

About Me

My photo
anak tunggal lekat dengan orangtua ~ ibu menyusui ~ estri sayang suami ~ psikolog muda

cLock

Followers


Template Brought by :

blogger templates